Monday, March 26, 2012

Gambaroo..!

Malam ini uda di Serang lagi.. hufht.. kalau mau nurutin ego mahh, rasanya gmau ke sini.. tapi sudah menjadi keharusan untuk menuntut ilmu.. bismillaah :)
capee yahh , alhamdulillaah.. tapi gbisa langsung istirahat.. mesti ngerjain tugas dulu. tepatnya selesaikan malam ini juga !
hiks, gini nihh kalo uda pulang. megang buku cuma sebentar ajaa. malahan kemarin di rumah jadi Putri Tidur gitu. hehehehe... gak tau kenpa kalo malem, nyenyak banged rasanya tidur di rumah.. siang juga ketiduran efek minum obat..
yaa Robb.. ridloi langkah ku ini.. Engkau Maha Penyayang.. :)
Besok seleksi ON PT Mipa , jam 4 sore.. Besok juga kuliah dari pagi sampe sore.. Kuatkan yaa Robb.. sebenernya ada ON PT Kimia jugaa. tapi ragu mau ikuut :(
Semoga besok berjalan dengan baik, dan yang terpenting Allaah ridlo dan menjadi barokah.. aamiin yaa Robb..
Semangat ^_^
Gak bolehh kalah dengan cape :)

Akan Tiba Masa


“Hilangkanlah ya ALLAH... Klo mang. jodoh munculkanlah di saat yang tepat engkaulah maha mengetahui... Aamiin..”

Belumlah hilang rasa sedih ini. Kemudian aku kembali dikejutkan dengan kalimat di atas. Sebenarnya kalimat itu lebih dulu ada di timeline twitter-nya, hanya saja aku baru mengetahuinya. Ternyata sebelum ia secara halus dan secara tidak langsung memintaku untuk menyerahkan semuanya pada yang Menciptakan, telah ada kalimat itu pada beberapa jam sebelumnya. Andai dia tahu, selama inipun aku selalu menyerahkan segala-Nya, kepada Yang Maha Kuasa. Karena aku memanglah hanya seorang hamba yang lemah. Tak mampu aku menyimpan fitrah untuknya tanpa mengadu kepada Allaah. Tanpa memohon kepada-Nya. Setiap kali, kala rindu menyergapku semuanya kuserahkan pada-Nya. Aku memohon dengan ketidakberdayaanku, selepas sholatku agar Sang Maha Suci berkenan menyampaikan salam rinduku untuknya. Semua aku serahkan pada-Nya. Seperti yang ia inginkan. Hanya saja, untuk kesekian kalinya aku katakan. Aku memiliki sebuah keyakinan yang dalam. Akan rasaku ini. Sudahlah.. aku hargai itu, aku tahu karena ia pasti lebih mengetahui. Dan Allaah Maha Mengetahui.

Berkali-kali kulihat ulang timeline-nya, meskipun aku tahu bahwa hasilnya akan nihil. Karena kalimat itu takkan berubah. Seiring waktu sedihku berubah menjadi seperti rasa sakit. Sempat aku berfikir, tak perlulah ia mengatakannya jika memang ia menginginkannya. Tapi segera kutepis lagi dengan prasangka positifku. Maafkan aku. Kembali kutermenung. Mencoba meluaskan fikiranku. Melapangkan hatiku. Kulihat sisi positifnya. Perlahan sakit itu kian berkurang. Aku tersenyum. Tentulah, ia menginginkan itu. Siapa yang ingin terjebak dengan rasa yang belum saatnya? Ada saatnya untuk itu. Memang setiap orang pasti akan merasakannya, termasuk dirinya. Namun kini aku tahu. Bahwa ia adalah sosok yang hebat. Sosok yang tho’at kepada Tuhannya yang juga Tuhanku. Allaah Yang Maha Terpuji. Bagaimana aku bisa begitu egois ? karena seharusnya aku mendukungnya. Aku tak mau untuk tak berbuat adil kepadanya. Aku harus mendukung keputusannya itu. Itu adalah salah satu sikap penjagaannya untukku. Aku tak mau citranya ternoda hanya karena seseorang sepertiku. Bagaimana jika timbul fitnah jika ia tetap menyimpan rasa itu? Bagaimana jika itu terus mengganggunya? Aku tak mau itu terjadi. Yaa Allaah.. jikalah memang dirinya menginginkan hal itu, hamba-Mu yang dhoif ini akan berusaha mendukungnya. Karena aku tak akan berdaya menghalangi ketaatan seorang hamba-Mu, menyerahkan segala yang ada padanya hanya untuk-Mu yaa Robb… berilah ia kemuliaan disisi-Mu..

Aku yakin. Allah-ku Maha Mendengar. Suatu saat, atas kehendak-Nya rasa itu akan muncul kembali disaat yang tepat. Sebagai hadiah untukku kelak. Yaa, pasti itu akan terjadi. Aku yakin :)
Sekarang, gapailah mimpi-mimpimu itu. Lakukanlah dan berikanlah yang terbaik untuk Allaah. Mengabdilah untuk-Nya. Kelak akan kita dapatkan harapan kita. Aamiin..

Terimakasih dan Maafkan aku..

Thursday, March 22, 2012

Akar Minus Satu


Rintik-rintik air dari langit tanpa segan berhenti di jendela kaca bis yang sedang kunaiki. Menciptakan lukisan abstrak yang tak kumengerti dengan berbentuk titik-titik yang berjarak dan agak menyebar. Hari ini, aku pulang. Senang. Yaa, harusnya memang begitu. Dan awalnya memang begitu. Lantas mengapa ? 
Kubuka tasku, mengambil handphone, menutupnya kembali. Aku perintahkan jemari kecilku menari dengan sentuhan tekanan pada keypad kemudian berhenti ketika tulisan pada layar yang kulihat bertuliskan ‘facebook’. Setelah sign in, langsung saja aku menuju daftar pencarian dan kuketik sebuah nama di situ. Bola mataku tertuju pada sebuah status baru dari sang empunya. 
“Akar minus 1, serahkan pada sang pencipta, biarlah Dia yg menentukan,

al-kimya...” 

Robbi ku… apa yang tengah terjadi ? Seketika perhatianku kini hanya terpusat pada kalimat itu. Bingung, tak mengerti atau memang aku yang terlalu naïf ? atau aku memang tak ingin mengerti ? entahlah. Kata ‘akar minus satu’ adalah aku. Sedangkan ‘al-kimya’ yang tak lain adalah dia. Kucoba memahami apa yang tengah kurasakan dalam hatiku. Sakit? Kurasa tidak. Marah? Tak mungkin. Tak berdaya aku untuk marah kepadanya. Sesedih apapun, sekakit apapun. Aku tak bisa marah kepadanya. Dan yang lebih tak mungkin adalah karena memang tak seharusnya aku marah. Terlebih lagi ketika kupandang diriku. Siapa aku sehingga begitu beraninya. Sedih? Aahh…. Memang kata ini yang tengah menyelimuti hatiku saat ini. Dan sesungguhnya hanya itu yang bisa kukatakan untuk menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Karena memang aku tak mampu untuk menerangkannya lebih. Bahkan akupun tak mengerti. Sebuah perasaan apakah ini yaa Robb.. sedih.. namun aku yakin lebih dari itu, ada yang lain. 
Air dipelupuk mata tak mampu lagi bertahan. Jatuh. Air mataku tak mampu membasahi pipiku, karena tertahan oleh cadar yang kukenakan. Kuseka ia. Selain tak kubiarkan cadarku menjadi basah aku juga tak boleh menangis. Kuat. Harus kuat. Meskipun aku tak tahu harus senang atau sedihkah aku karena perkataannya itu? Tapi hatiku memilih yang kedua. Kupakasakan diri untuk mencari kesalahan yang ada pada diriku. Mungkin terlalu banyak, hingga aku tak layak. Atau mungkin memang begitu adanya? Benar. Aku tak layak untuk sosok seperti dia. Sekali lagi-siapa diriku-hingga berani memendam perasaan fitrah untuknya. Karena Allaah. Karena Allaah. 
Kupejamkan mataku dalam-dalam. Kembali aku mulai berbalik berprasangka. Mungkin ini awal yang baik. Mungkin dia ingin yang terbaik. Mungkin dia ingin lebih bisa menjaga. Seperti sebelum-sebelumnya. Kala sikapnya yang terkadang berubah menurutku. Namun hatiku terus merangkai berbagai sugesti positif. Dan yang paling utama adalah, prasangkaku kepada Yang Menciptakanku. Sang Maha Suci. Karena dia dan tentu saja aku menginginkan yang halal. Jika ditinjau lagi memang tak ada hubungan khusus antara kami. Hanya saja, aku yang begitu lancang menyimpan ketulusan untuknya. 
Hatiku sedikit lebih tenang ketika prasangka-prasangka positif itu mulai mendominasi meskipun rasa sedih tak kunjung lenyap. Sepanjang perjalanan aku berfikir dalam renunganku. Aku kemudian akan lebih giat lagi agar menjadi ‘layak’ untuknya. Aku pasti bisa. Batinku. Aku tahu, Allaah-lah Yang Maha Menentukan. Tapi aku juga percaya tentang sebuah keyakinan. Aku yakin suatu saat akan terjadi sebuah janji suci antara kami. Aku yakin dia jodohku. Tak peduli aku dengan seenaknya mengklaim seperti itu. Karena aku yakin. Aku yakin akan hatiku. Aku yakin Tuhan Allaah Yang Maha Mendengar akan mewujudkan keyakinanku. Aku yakin dan aku berharap kepada Sang Khaliq.
Beberapa menit lagi aku akan sampai di rumah. Kalau biasanya aku turun di pintu pertama untuk masuk ke komplek perumahanku. Kali ini tidak. Ketika akan semakin dekat, aku berdiri dan berjalan menuju bagian depan bis. Beberapa orang menatapku. Aku tak peduli.
“Pak, berhenti di depan rumah dinas bupati pintu kedua yaa”
Pintu kedua. Jalan yang bisa kulalui agar bisa melewati rumahnya tanpa harus aku memutar. Jika sebelumnya aku akan berpikir beribu-ribu kali untuk melewati rumahnya saja. Tapi kali ini tanpa perlu aku berpikir panjang. Hal yang tak biasa bagiku. Melihat dia saja aku merasa malu. Tak berani. Bahkan aku pernah memilih untuk menghindar daripada aku harus bertemu. Aku tak mengerti mengapa. Yang jelas, aku merasa malu setiap ada dia. Meskipun aku melewati rumahnya dan tahu tak akan mungkin untuk melihatnya. Saat ini aku benar-benar mengambil keputusan itu. Hanya satu alasanku : agar hatiku tenang. 
Lampu temaram dipinggir jalan memberikan sinar yang cukup. Kemudian aku berjalan dan berjalan, pandanganku menunduk. Sampai aku tahu bahwa aku sebentar lagi akan mendekati, tepatnya melewati rumahnya. Kembali aku merasakan yang tak kuketahui ketika langkah kakiku perlahan melewati sebuah rumah dengan cat tembok berwarna putih itu. Sampai ketika berganti dengan rumah-rumah lain yang saling berdempetan aku….aku kembali merasa sedih.
Akhirnya aku tiba di rumah. Alhamdulillaah.. Engkau memberkatiku dengan keselamatan yaa Robb.. adikku yang paling kecil, senang meihatku datang. Merentangkan tangannya kearahku, meminta sebuah pelukan. Kupeluk ia, lalu tersenyum. Kutemui mama kemudian mencium tangannya. 
“Kak, adek uda hapal.” Dengan semangatnya adikku ingin menyetorkan hafalannya kepadaku.
“Besok yaa dek, kakak sekarang lagi cape.” Aku tersenyum. 
Sesungguhnya batinku lah yang sedang tak siap. Aku kembali termenung. Dan sebuah kata muncul dalam benakku. Terimakasih. Yaa, terimakasih sudah mengajarkanku lagi. Bahwa tidak semua berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Ada kalanya Allaah menghendaki kita melewati kerikil-kerikil dahulu. Mungkin saja ini salah satu kerikil itu. Kemudian terimakasih lagi. Karenanya aku menjadi lebih semangat untuk terus membenahi diri. Well, agar suatu saat apa yang kumohon kepada Allaah bukanlah menjadi harapan lagi, melainkan sebuah realita bahagia. Semoga. Selanjutnya terimakasih. Telah membuat aku semakin yakin akan perasaanku. Karena aku tak akan menyerah begitu saja. Dengan Allaah yang selalu bersamaku, karena Allaah Yang Maha Berkuasa, Hanya Allaah Yang Maha Pemilik Keputusan. Akan terus kutanam keyaninanku dalam hati ini. Menyuburkannya dengan usaha dan do’aku, serta senantiasa menyiraminya dengan prasangka baikku. Dengan mantap aku telah memilih. Bertahan. 

Sunday, March 18, 2012

IBF oh IBF..

Lingkar Studi Pekanan (LSP) merupakan salah satu kurikulum kampus yang wajib diikuti oleh para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Sudah satu semester aku menjalaninya. Dan kini, di semester dua kembali mejalani program mentoring ini karena adanya mata kuliah Pendidikan Agama Islam 2. Kegiatannya seperti mentoring, atau halaqqoh. Dengan seorang mentor yang merupakan kakak tingkat kami, menyampaikan materi berdasarkan kurikulum dari dosen mata kuliah. Tentu saja kegiatan ini dibagi menjadi banyak kelompok, dan satu kelompok beranggotakan sembilan sampai dengan sepuluh orang. Alhamdulillaah di mentoring yang kedua ini, aku tetap sekelompok dengan teman-teman sebelumnya. Well, mereka juga teman sekelasku, dan salah satunya sahabatku-Ishlah. Kegiatan ini dibedakan antara ikhwan dan akhwat, jadi tidak ada kelompok yang berbaur jenis kelamin (ikhwan-akhwat), tentu saja. Jadwal LSP-ku adalah setiap hari Jum'at dan waktu disesuaikan. Teh Putri sebagai mentorku, mengisi pertemuan pertama kami di semester ini dengan mengatur kegiatan LSP untuk ke depannya agar tidak terjadi miss komunikasi. Menjelang akhir pertemuan, Teh Putri memberikan informasi kepada kami mengenai acara Islamic Book Fair yang ada di Jakarta. Dan aku yang paling antusias mendengarkannya. Padahal, acara ini bukanlah sesuatu yang asing bagi kebanyakan orang. Dan mungkin aku orang yang paling tertinggal mengetahui informasi ini. hehehehe... Aku dan salah seorang temanku-Langgeng berencana untuk mengunjunginya. Mungkin ini terlalu nekat buatku, karena jarak Serang-Jakarta termasuk bukan jarak yang dekat. Apalagi untuk aku yang sebelumnya tak pernah seorang diri ke sana. Kalau saja bukan pergi bersama rombongan dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) mungkin aku tidak jadi ikut. Sedangkan Langgeng pergi dengan keluarganya, mengingat ia tinggal di Tangerang. Ishlah tidak ikut denganku karena ada acara.
Besoknya, aku bangun pagi sekali. Karena jam 07.00 WIB kami harus sudah berkumpul di halte bis depan kampus. Sebelum jam 7, aku sudah siap dan berangkat. Sebelumnya mama telepon dari Lampung untuk mengingatkanku agar tidak lupa membawa bekal. Kuniatkan langkah kakiku pagi itu berjalan dengan menyebut nama Allah. Hampir sampai depan gang aku merasa ada yang kurang terhadap diriku. Kupengang pinggangku, sedetik kemudian aku memutar arah berjalan dengan tergesa-gesa kembali ke kostan khawatir akan terlambat nantinya. Aku lupa ban pinggang gamisku! Dengan cepat aku memakainya dan tanpa melepas sepatu terlebih dahulu ketika memasuki kamar. hehehehe... Merasa sudah tak ada lagi yang kurang, kembali aku berjalan-dengan tergesa-lagi seraya berdo'a kepada Allah. Memohon perlindungannya, dan semoga langkah-ku diridloi-Nya.
Tak sampai lima menit dan aku belum terlambat, tiba di halte depan kampus. Sepi. Itu yang kulihat. Meskipun ada beberapa orang dan ikhwan di sana, tapi aku tetap gelisah. Di mana rombonganku ? Akupun celingak-celinguk. Tak ada satu orangpun yang aku kenal. Kemudian aku melihat ada seorang akhwat yang berdiri dekat halte. Mungkin ini pikirku. Dengan percaya diri aku menghampirinya.
"Assalaamu'alaikum.." Aku memberi salam.
"Wa'alaikumsalam.." Jawabnya kemudian.
"Afwan teh, teteh mau ke IBF ?"
"Iyaa"
"Yang lainnya ke mana yaa teh ?"
"Gak tau, kamu dari KAMMI yaa ? Ini dari LDK."
"Iyaa teh.. Ohh, syukron yaa teh."
Hwaaa.... agak sebel dengan percakapn tadi. Dicuekin.... Hiks.. Oh yaa, rombongan yang ikut ternyata bukan hanya dari kampusku , tetapi dari kampus lainnya juga. Alhasil, tak ada yang kukenal. Karena hanya aku yang ikut dari kampusku. Sejurus kemudian karena takut dan bingung aku SMS Teh Putri. Alhamdulillaah Teh Putri membantuku. Ia memberitahuku no handphone Teh Hana, penanggungjawab agenda ini. Dan.... setelah menunggu cukup lama akhirnya aku bertemu dengan Teh Hana. Kesan pertama bertemu dengannya baik bagiku. Keterhambatan yang terjadi belum selesai setelah aku bertemu dengan Teh Hana. Ternyata, mobil yang sudah dipesan ketika dihubungi nomornya tidak aktif. Aku tetap diam dan sabar menunggu. Setelah Teh Hana dan yang lainnya sibuk bermusyawarah, akhirnya disepakati kami tetap berangkat tetapi pulang dengan sendiri-sendiri. Jleb.. Aku kan gak tahu jalan.... *mahasiswi buta arah T__T . Ketika hendak naik bis, aku melihat Teh Linda (Ketua Niswah LDK) juga menaiki bis yang sama. Teh Linda mau ke mana yaa ? Batinku. Di dalam bis akupun menghampiri Teh Linda dan menyapanya. Ketika aku tanya ia hendak ke mana, ia cuma bilang "mau ke Jakarta". Teh Linda pake acaranya misterisusan segala :(. Oke, aku duduk bersama dengan Teh Hana. Tepatnya di sebelahnya. Selama perjalanan aku mebgobrol dengannya. Orangnya periang :) . Alhamdulillaah.. Allah mempertemukan aku dengan ukhuwah yang baru. Kalau bukan karena Teh Hana yang cerita, aku mungkin gak akan tahu Teh Linda dan Teh Elin kehabisan uang ketika menjengukku yang habis pulang dari rumah sakit. Tapi memang besarnya kekuatan ukhuwah. Mereka tetap ikhlas melakukannya karena Allah. Teh Lindaaa.... :(
Pemberhentian pertama kami di terminal Kalideres, Jakarta. Selamjutnya kami menaiki busway dan transit sekali. Selama perjalanan aku tak mau jauh dari Teh Hana *kalau misah, alamat nyasar. Teh Lindan gak ikut rombongan kami. Dan dia berpesan sama Teh Hana supaya jaga aku. Hati-hati yaa tetehku sayang. Akhirnya sampai juga pada Islamic Book Fair. Kesan pertama llihat ---> Subahanallaah... sampai-sampai merencanakan akan ke sini lagi tahun depan. hehehehe...
Aku jalan dengan Teh Hana, yang lainnya sesuai tujuan mereka masing-masing. Kami pun kemudian mampir di stand KAMMI. Tentu saja bertemu dengan para ikhwah luar biasa. Ukhuwah itu indah :) . Setelah mampir, aku dan Hana kembali berkeliling. hmmm.... banyak banged yang pengen dibeli, tapi harus ingat-hemat ! Gak kerasa waktu zuhur sudah tiba. Subhanallaah, pengunjung di sini kebanyakan para ikhwah. Tempat wudlu dan mushola penuh sesak dan panas. Banyak juga para muslimah bercadar datang bersama suaminya *rindu yaa Allaah, kapan saatnya aku memakainya ? Aku keluar dari mushola, Teh Hana masih setia menungguku.
"Syukron teh , afwan merepotkan" aku merasa tak enak.
"Gapapa." ucapnya sambil tersenyum.
Kamipun memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu. Kesulitan menemui kantin, membuat kakiku sudah lebih dari letih. Ketika kami kembali berkeliling, aku membeli gantungan yang cantik, sepasang ikhwan-akhwat *teringat kamu. Maksudku akan memberikan gantungan ikhwan itu untuknya, dan aku memgang yang akhwat. Tapi mungkinkah ? Hmmm... ini dia gantungannya.. Fotonya gak begitu jelas. Semoga aja dia suka yaa . Gak tahu menurutnya bagus apa gak..
Setelah merasa lelah berkeliling akhirnya aku memutuskan untuk pelang sendiri ajaa. hiks... Habisnya yang lain pada pulang malam.. Sedangkan Teh Hana baru besok malam pulangnya.
"Gapapa pulang sendiri?" tanya Teh Hana khawatir.
"Gapapa teh, arah pulangnya kayak tadi kan teh ?" aku nekat
"Iyaa. hati-hati yaa. Kalo uda sampe, sms teteh."
"Iyaa teh.. jazakillaah."
Teh Hana pun mengantarkan aku ke sampai depan halte. Semoga Allah membalas kebaikanmu teh.. Akupun mantap berjalan di jembatan halte busway, ketika aku melihat ke arah sebrang, tampak Teh Hana masih di sana, memastikanku. Aku pun melambaikan tangan ke arahnya dengan tersenyum. Ia membalasnya dengan hal yang sama. Sampai aku tak terlihat lagi, mungkin Teh Hana sudah kembali. Sepanjang perjalanan dalam busway, masih baik-baik sajaa. sesampainya diterminal aku kebingungan mencari bus tujuan arah Serang. Kemudian ada laki-laki yang menghampiriku bertanya aku mau ke mana. Kujawablah Serang. Lalu dia mengarahkanku ke sebuah bis tujuan Serang. Agak ragu ketika naik. Namun kubiarkan kakiku melangkah memasuki bis. Dan ternyata.... bisnya uda penuh ! Bukan cuma itu, di dalam bis itu kebanyakan para makhluk yang bernama cowok. Hiks.. mama... aku mau turun ajaa.. T__T
" Di belakang masih kosong, neng." Ujar salah seorang berjenis cowok yang entah siapa. Dengan muka sebal akupun terus kebelakang, bisnya sesak. Juga merasa sesak.. Akhirnya aku duduk di bangku paling belakang. Yaa Allaah.. selama perjalanan jarang ada penumpang cewek yang masuk mobil ini.. Akupun berdo'a dalam hati dan berharap agar perjalanan pulang ini tak memakan waktu yang lama.
Alhamdulillaah.. Allaah Maha Pengasih Maha Melindungi. Aku sampai di kostan dengan selamat. Perjalanan yang sangat melelahkan. Aku sampai di Serang pukul 5 sore. Dan rencanaku menyelesaikan tugas malam itu gagal karena kondisi badan yang tepar. Aku ketiduran.. :(
Ketika kuceritakan perjalananku pulang tadi pada mama, beliau mengatakan harus tetap bersyukur bisa pulang dengan selamat. Hmmm... terimakasihh yaa Allaah :)
IBF ohh IBF.. lain waktu aku mau ke sana lagi dengan persiapan yang benar-benar matang.. semoga Allaah mengizinkan. Aamiin..

Friday, March 2, 2012

Ayah..

Butiran kristal di mata tak kuasa ku bendung
Tatkala kerap kali ku teringat
Akan hangatnya dirimu
Akan pengorbananmu
Sempat kubenci dirimu, ketika kau berpaling
Hingga mematikan melodi hatiku tentangmu
Namun nyatanya besar cintaku untukmu
Ayah..
Meski hanya sedetik pandang
Tapk mengurangi kasihmu
Saat kau peluk erat, membawa tubuhku dalam dekapan hangatmu
Kupaksa hatiku tak membuncah
Rindu rindu rindu
Rindu rindu rindu
Kata itu tengah bermain dibenakku
memnuhi ruang kalbuku
Sesak yang kurasa
Namun nyaliku tidaklah hebat
Hanya Sang Maha Agung tempatku menumpahkan segala lara
dalam setiap sujud panjangkku

Friday, February 24, 2012

Episode hari ini..

hmmmm... hari ini yaa ? banyak cerita :)
ada senengnya ada juga bagian kurang baiknya , alhamdulillaah harus selalu bersyukur.. tadi Ishlah bener-bener bahagia ! soalnya dia habis disapa sama **** , hihihi.. Ishlah sampe histeris gitu , katanya jantungnya penuh gempa dan tsunami , deg-degan banged.. ngerti sih kalo aku jadi dyaa , pasti bakal gitu jugaa . seneeenngg bangedd... hehehe :) dya g berhenti-berhenti senyum terus.. hadeehh , kasmaran itu membahayakan yaah.. hmmm, tapi dalam batas wajar kok.. dya hanya sebatas menyimpan rasa , sama seperti aku :) . terus tadi liqo' lagiii setelah sekian lama g ketemu karena uas n liburan.. kangenn lhoh.... huhuhu sempet bahas nilai lagi.. aku malu , ternyata paling kecil.. tetep 3 koma dan gda yang C memang , tapi minder.. terus Bu Ayu bilang gini "gpp , kamu kan sakit" kalo awal-awal nilainya masihh semu kok , nanti baru sesungguhnya. jadi inget lagi , yang terpenting itu keberkahannya :) , habis liqo' ada MK lagi.. uda nunggu lama Pak dosen belum datang juga, akhirnya Pegulat dimulai ! ^_^ senengg... meskipun Widya tadi g ikut karena g enak badan..hmmmm... :( .ehh iyaa , pegulat itu singkatan alias , "pengajian ketika guru telat" hehehe... itu inspirasi dari novelnya Ishlah.. uda selesai pegulatnya PAk dosen belum dateng juga nihh , uda siap-siap mau pulang dan ternyata Pak dosen baru datang. fiuhh... pembagian kelompok diskusi ! yaa Allah.. diacak lagi.. sekelompok g yaa dengan solmetku Ishlah ? huhu , ternyata g sekelompok.. Ishlah juga pengen pindah kelompok bareng aku.. kita sempet negoisasi sama temen tapi g diizinin.. hiks :'( . yaa sudahh , tidak boleh egois yaa.. Pendidikan Agama Islam semester ini materinya Subahaanallaah... tentang Dinamika Sistem Pendidikan Islam di Indonesia... :) semoga bisa bermanfaat untuk mengurangi dan berharap lagi untuk menghilangkan problematika remaja sekolah dan sistem pendidikan nasional yang salah.. aamiin yaa Robb.. Semangad :D*tugas belum kelaarr , tiduurrr :P hihihi ohh iyaa hampir lupa , tadi widya bilang kalo dya sayang aku dan temen-temen lainnya , dan kita gboleh ninggalin dya.. sedihh :( , mudah-mudahan ukhuwah kita semakin erat karena Allah.. aku sayang kalian karena Allah :)

Thursday, February 23, 2012

Whatever..

Malem ini rasanyaa capeee banged.. kepala sakit , perut mulai g akur lagi.. hufht.. harus tetep bersyukur.. hari ini harusnya selesain tugas , biar bisa fokus untuk belajar.. tapi kumat nihh malesnya gara-gara g enak badan.. sekarang lagi di kostan widya , sama mba Istie.. seneng dehh.. uda lama g kumpul keg gini.. belajar bareng tetep lanjut , tapi aku kumat-kumatan belajarnya.. :( .. gelapp yaahh , soale mati lampu.. hehehe.. hmmm... perjalanan tadi siang aku ke komplek BMS belakang kampus , rencana mau pindah kostan.. tertarik , tapi dalam hati agak beraat kalo mesti pindah kostan.. jauh lagi dari depan kompleknyaa.. setelah penuh pertimbangan , ternyata masih belum bisa dipisahkan dengan kamarku , hehehehe..
ayoo belajar , yang semangad.... ! gboleh kalah dengan keadaan.. hmmm.. SEMANGKA ^_^